Social Awareness adalah kemampuan seseorang untuk bisa membaca, menyadari serta memahami apa yang dialami oleh orang disekitarnya serta lingkungannya. Dan pemahaman ini menjadi dasar baginya untuk bertindak secara tepat dalam situasi yang dialaminya.
1. Banyak orang salah merespon dan salah bertindak karena kesalahan membaca orang dan lingkungan. Ketepatan membaca merupakan dasar penting untuk mengambil langkah sikap berikutnya. Ini khususnya sangat penting dalam pekerjaan di sales, customer service atau bahkan dalam merespon kebutuhan orang terdekat, di rumah mau di tempat kerja.
2. Penyadaran orang lain adalah dasar untuk beradaptasi, khususnya di lingkungan yang baru. Dengan kemampuan membaca orang dan lingkungan sekitar, kita bisa menentukan langkah bersikap yang pas.
3. Mampu membaca orang adalah dasar bagi empati dan juga mempengaruhi orang lain. Banyak orang yang ahli dalam interaksi sosial adalah pembaca orang yang ulung. Kemampuan membaca perasaan dan sikap orang menjadi dasar penentu langkah dia selanjutnya menghadapi orang lain. Ini seperti dalam permainan catur. Pemain yang hebat adalah yang mampu mengantisipasi langkah lawannya.
4. Orang dengan kesadaran sosial tinggi bisa menganalisa dan memahami pola respon orang disekitarnya. Dengan demikian, ia sudah bisa mengantisipasi bahkan tidak terlalu kaget saat ada respon-respon tertentu dari orang yang dikenalnya, sebab ia sudah kenal dengan pola orang tersebut.
5. Orang yang kesadaran sosialnya tinggi mampu membaca peta organisasi dengan tepat. Ia sadar mengenai interaksi yang terjadi. Ia paham siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan serta siapa yang ‘chemistry‘ -nya cocok serta tidak cocok dalam berinteraksi di antara sesama di tim tersebut.
6. Orang yang kesadaran sosialnya tinggi jarang konflik. Malahan, ia banyak dipercaya oleh para pemegang posisi karena merasa dipahami olehnya. Salah satu kelebihan orang dengan kesadaran tinggi ini adalah ia bisa membaca kebutuhan emosi yang terselubung serta apa saja yang bisa membuat seseorang tersinggung. Ia pun mampu menyiasati dengan tepat bagaimana memberikan pengaruhnya, tanpa membuat orang yang dipengaruhinya merasa tersinggung.
7. Para negosiator ulung, umumnya adalah orang dengan kesadaran sosial yang tinggi.
1. Reading Verbal and Non Verbal. Kemampuan untuk membaca verbal dan non-verbal dari orang lain. Ini adalah ketrampilan penting yang perlu diasah. Dalam membaca kalimat verbal, adalah memahami apa yang tersirat dibalik kata-kata yang disampaikan. Dalam membaca non verbal adalah memahami perasaan dari raut wajah, intonasi, ekspresi, gestur dan bahasa tubuh maupun isyarat non-verbal yang disampaikan. Hal ini tidaklah mudah, dan kadang butuh jam terbang.
2. Empati. Empati adalah bicara soal memasang radar kepekaan. Khususnya radar untuk bisa ikut merasakan apa yamg dirasakan orang lain tanpa ‘terjebak’ dalam perasaan itu. Empati juga bukan sekadar ikut merasakan tapi mampu menentukan langkah selanjutnya apa yang harus dilakukan dari pemahaman tersebut.
3. Validating Emosi. Menghargai perasaan orang lain serta tidak menganulir perasaan orang lain. Ini adalah bagian dari kunci berempati. Umumnya,kita memaksa orang lain merasa seperti apa yang kita rasakan. Atau sebaliknya, kita menolak atau menyepelekan perasaan orang lain, yang menurut kita nggak semestinya. Padahal, tiap orang punya keunikan dan keragaman merespon. Itulah yang perlu dihargai.
4. Reading Organization. Ini pelajaran penting yang jarang, bahkan nggak diajarkan di sekolah. Yakni bisa membaca suatu organisasi. Kadang apa yang tertulis di organisasi itu bukanlah apa yang sebenarnya terjadi. Ada yang justru tak tertulis tapi seakan-akan sudah jadi kebiasaan umum. Kemampuan membaca organisasi khususnya penting dalam organisasi yang kadang punya banyak agenda ‘politik’ didalamnya. Kemampuan membaca organisasi juga membuat seseorang mampu menempatkan diri dengan tepat.
5. Others Pattern Recognition. Ini adalah kemampuan yang terkait dengan mengenali, menghafal serta memahami pola kebiasaan, pola sikap dan pola responnya orang-orang yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, ia sudah tahu, bisa memprediksi bahkan mengantisipasi respon orang-orang terdekat disekitarnya baik yang di rumah, di lingkungan kerja ataupun di lingkungan terdekat lainnya.
1. Apakah Anda bisa menggambarkan dengan tepat apa perasaan dari orang yang sedang berbicara dengan Anda?
2. Apakah Anda sering kali dikomplain dan dikasih masukan sebagai orang yang kurang bisa berempati dengan perasaan orang lain?
3. Apakah Anda menyadari apa sebenarnya yang tersirat dari apa yang dikatakan seseorang, khususnya kebutuhan emosi terselubung yang tidak diungkapkan orang tersebut?
4. Apakah Anda sudah mengenali dan menghafal pola kebiasaan dan sikap dari orang-orang yang ada di sekitar Anda ataukah selama ini Anda nggak peka sama sekali?
5. Apakah Anda memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengutarakan apa yang mereka rasakan ataukah Anda sibuk serta merasa tidak sabar untuk mendengarkan mereka?
6. Apakah Anda bisa membaca organisasi Anda dengan baik dan bisa menceritakan siapa yang berpengaruh, siapa yang konflik di dalam tim Anda serta yang cocok dan tidak cocok?
7. Apakah Anda seringkali mengatakan “Kamu harusnya nggak merasa begitu” ataukah kamu memberikan ijin dan menghargai perasaan orang lain itu sebagai hal yang wajar?
8. Apakah Anda termasuk terkadang suka memaksa orang lain mengikuti keinginan Anda dan orang-orang pun harus mengalah mengikuti keinginan dan pilihan yang Anda buat?
9. Apakah Anda termasuk yang terbuka dengan masukan, pendapat, opini ataupun perasaan orang lain, pada saat membuat keputusan tentang sesuatu, khususnya yang nantinya akan berdampak buat banyak orang?
“Manusia punya dua tangan. Satu untuk membantu dirinya, satu lagi buat membantu orang lain”
“Perubahan sosial dimulai dari kesadaran sosial. Kalau kamu nggak bisa melihat, mendengar dan merasakan apa yang orang lain rasakan, maka kamu tidak akan bisa mengubah mereka” (John Stoker)
“Empati adalah menemukan gaung dari orang lain, di dalam diri Anda” (Mohsin Hamid)
“Empati adalah obat yang dibutuhkan oleh dunia sekarang ini” (dr Judith Orloff)
“Kepemimpinan sejati adalah soal merasakan orang lain. Bentuknya adalah mampu membangun hubungan dan koneksi dengan orang lain dengan tujuan menginspirasi dan memberdayakan hidup mereka” (Oprah Winfrey)
“Jika saya ingin menjangkau dan menyentuh orang lain, maka yang saya perlukan bukan tangan, tapi HATI” (Tahereh Mafi)
“Ketika saya siap untuk bicara dengan seseorang, dua pertiga waktunya saya habiskan untuk memikirkan apa yang ingin didengarkan dia. Dan sepertiganya lagi soal apa yang harus saya sampaikan” (Abraham Lincoln)
“Menurut saya empati adalah kunci dari semua nilai yang kita tunjukkan. Tanpa empati, maka semua yang kita tunjukkan hanya akting dan kepura-puraan” (Eric Zorn)
“Ketika seorang sahabat saya berbicara kepada saya apapun yang dikatakannya, selalu menarik buat saya” (Jean Renoir)
“Ketika orang lain bicara, dengarkanlah secara total. Kebanyakan orang nggak pernah mendengarkan” (Ernest Hemingway)
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |