“Jangan terlena oleh suksesmu. Orang lain pun mau sukses. Jadi, caramu akan ditiru. Gayamu akan dipakai. Bersiaplah. Jangan lagi kamu marah atau sedih, ketika ada yang meniru suksesmu”
Pendiri Facebook, membuat platform Threads sebagai pengganti Twitter. Berbondong-bondong orang pun bergerak kesana. Orang kenal Mark Zuckerberg, nama besarnya pun menjadi daya tarik. Maka, para pengguna platform online pun tidak ingin ketinggalan. Threads muncul, dianggap sebagai peniru Twitter sekaligus kompetitornya. Dan dengan latar belakangnya di Fecabook atau Meta, dengan mudahnya Mark Zuckerberg membangun Threads. Dalam waktu singkat jutaan orang bergerak ke Threads. Threads pun kini menjadi trend baru.
Tapi begitulah bisnis. Saat seseorang atau suatu bisnis sukses, pasti akan ada yang meniru, mencontoh. Pasti akan ada yang ingin mengikuti jejak itu. Itulah hukum alami dalam bisnis. Hal ini sah-sah saja, dan tak bisa dicegah. Karena itulah semua pebisnis harus sadar, bahwa suatu ketika waktunya akan tiba. Akan tiba masanya, ketika peniru dan kompetitor akan muncul.
Pebisnis tidak perlu marah, jengkel atau memaki. Justru itulah ujiannya. Apakah selama ini, si pebisnis itu telah membangun pondasinya dengan baik? Jika dengan mudahnya kompetitor menggantikan, maka selama ini pondasinya rapuh.
Pengalaman Thread berkompetisi melawan Twitter adalah pelajaran yang berharga. Dalam setiap bisnis, hal ini akan terjadi. So, siapkah kita?
Munculnya Threads menjadi pelajaran penting bagi para pebisnis bahwa saingan akan muncul. So, apa pelajaran penting mempersiapkan diri menghadapi kompetitor yang tiba-tiba akan muncul itu?
1. Siapkan mindset. Pertama-tama, pebisnis harus paham bahwa persaingan akan terjadi. Kompetitor akan muncul. Tidak ada bisnis yang bisa selamanya monopoli. Saat melihat kita berhasil, pasti akan ada orang yang juga akan mencoba. Hal ini sulit dicegah.
2. Kita tak bisa menghambat munculnya kompetitor. Di era bisnis tradisional, kita menyaksikan timbulnya berbagai upaya untuk menghalangi kompetitor yang akan muncul. Ada yang membayar supaya ijin kompetitor dipersulit. Ada yang sengaja menjegal kompetitor. Dari cara halus hingga cara licik pun dipakai. Di era sekarang, hal ini tak bisa lagi dilakukan.
3. Mantapkan posisi. Meskipun menjadi pelopor, tidak menjamin bahwa kita akan sukses seterusnya. Pelopor memiliki kesempatan buat membuka dan memulai. Tapi, apa yang sudah dimulai itu haruslah dimantapkan. Maka, tugas pelopor adalah terus berinovasi dan terus bergerak. Termasuk yang terpenting adalah menancapkan fundamentalnya sehingga tidak gampang goyah oleh datangnya kompetitor.
4. Bangun barrier yang bikin kompetitor tidak mudah menggantikan. Bukan dengan cara curang. Tapi bikinlah proses, sistem atau pelayanan yang membuat produk dan jasa kita sungguh dicari dan diperlukan. Kalaupun kompetitor ingin masuk, maka ia harus menciptakan proses dan sistem seperti yang kita buat. Dengan demikian, biaya ataupun usaha bagi kompetitor yang ingin masuk ke bisnis kita menjadi besar dan sulit.
Ayo, bangun fundamental yang kuat buat bisnis kita!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |