Suatu hari, seorang pria tua menemukan sebuah koin penyok yang terlihat biasa di tengah jalan. Tanpa berpikir panjang, ia membawanya ke sebuah toko barang antik. Siapa sangka, koin yang tampak tidak berharga itu ternyata menarik perhatian pemilik toko, yang menawarkan untuk menukarnya dengan sebuah arloji bermerek.
Tanpa ragu, pria tua itu setuju. Ia pun melanjutkan perjalanannya dengan arloji di tangan. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang teman yang melihat arloji tersebut dan tertarik untuk membelinya dengan harga yang sangat tinggi. Lagi-lagi, pria itu setuju dan pulang dengan membawa uang dalam jumlah yang besar.
Namun, keberuntungan itu tak berlangsung lama. Dalam perjalanannya pulang, segerombolan perampok menghadangnya dan mengambil semua uangnya. Setelah kejadian itu, seorang anak muda yang kebetulan menyaksikan perampokan tersebut mendekati pria tua itu dan bertanya, “Apa yang diambil oleh perampok itu?”
Mengubah Sudut Pandang
Cerita ini bukan hanya sebuah dongeng belaka, tetapi mengandung pelajaran hidup yang mendalam. Pria tua dalam cerita ini tidak berfokus pada kehilangan yang ia alami, melainkan pada sudut pandang yang lebih luas. Ia memahami bahwa apa yang hilang sebenarnya hanyalah sebuah koin penyok, sesuatu yang tidak terlalu berarti baginya. Dengan cara pandang ini, ia mampu melepaskan kesedihan dan kekecewaan yang mungkin dirasakan orang lain dalam situasi serupa.
Dalam kehidupan nyata, kita sering kali dihadapkan pada peristiwa yang membuat kita merasa kehilangan dan kecewa. Namun, alangkah baiknya jika kita bisa memiliki perspektif ilahi seperti pria tua dalam cerita ini. Daripada meratapi apa yang hilang, kita bisa memilih untuk bersyukur atas apa yang masih kita miliki.
Bersyukur dan Melangkah Maju
Peristiwa kehilangan memang menyedihkan, tetapi dengan sikap yang tepat, kita bisa mengubah cara kita meresponsnya. Jika kita terus menerus berfokus pada apa yang hilang, langkah kita akan terasa berat dan hati kita penuh dengan kesedihan. Namun, jika kita memilih untuk melihat sisi positif dan mensyukuri apa yang masih ada, kita akan merasa lebih ringan dan lebih siap untuk melangkah maju.
Ingatlah, semuanya hanya soal sudut pandang. Dengan memiliki perspektif ilahi, kita bisa menghadapi segala peristiwa dalam hidup dengan tenang dan penuh rasa syukur. Jadi, mari kita belajar dari kisah ini dan selalu ingat untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas.
Salam Antusias selalu!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |