
Pernahkah Anda mengalami ini? Setelah membeli mobil merah, tiba-tiba Anda merasa melihat mobil merah di mana-mana. Seakan-akan, sebelumnya mobil itu tidak pernah sebanyak ini. Atau, coba bayangkan jika seseorang bertanya, “Tadi pagi, saat berjalan ke kantor, berapa banyak mobil merah yang Anda lihat?” Anda mungkin bingung, karena sejujurnya, Anda tidak memperhatikannya. Mobil merah itu pasti ada, tapi mata Anda tidak merekamnya sebagai sesuatu yang penting.
Sekarang, bayangkan jika besok Anda diberikan tugas sederhana: untuk setiap mobil merah yang Anda lihat, Anda akan dibayar seratus ribu rupiah. Apa yang akan terjadi? Tiba-tiba, di sepanjang jalan, mata Anda akan secara otomatis menangkap mobil-mobil merah yang sebelumnya luput dari perhatian. Anda akan melihatnya di parkiran, di lampu merah, bahkan mungkin di iklan di pinggir jalan. Bukan karena jumlahnya bertambah, tapi karena perhatian Anda kini tertuju pada hal itu.
Inilah yang disebut Red Car Theory, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Stanley Coren dalam bukunya Sensation and Perception pada tahun 1972. Teori ini menjelaskan bagaimana perhatian selektif kita menentukan apa yang kita lihat dalam hidup. Saat kita mulai fokus pada sesuatu, otak kita menjadi lebih peka terhadap hal tersebut.
Fenomena ini juga dikenal sebagai Baader-Meinhof Phenomenon atau efek priming, di mana setelah kita menyadari sesuatu, hal itu tiba-tiba muncul di mana-mana. Ini bukan kebetulan, melainkan cara kerja otak kita dalam memproses informasi.
Di dalam otak kita, ada sistem yang disebut Reticular Activating System (RAS). Sebuah filter yang menentukan apa yang perlu kita perhatikan dan apa yang bisa diabaikan. Ketika kita mulai memberi perhatian lebih pada sesuatu, otak akan secara otomatis mencari informasi yang relevan dengan hal itu.
Penerapan teori ini sangat luas. Dalam karier, bisnis, keuangan, bahkan dalam hubungan sosial, apa yang kita pilih untuk fokuskan akan menentukan apa yang kita lihat lebih banyak dalam hidup. Seorang karyawan yang ingin naik jabatan akan mulai memperhatikan peluang pengembangan diri, kursus, proyek tambahan, dan mentor yang bisa membantunya.
Sebaliknya, mereka yang merasa kariernya stagnan akan lebih sering melihat bukti-bukti yang memperkuat keyakinan itu. Mungkin aturan kantor yang ketat, atasan yang kurang suportif, atau keterbatasan lingkungan kerja.
Dalam dunia keuangan, seseorang yang baru saja mulai belajar tentang investasi tiba-tiba merasa bahwa informasi tentang saham, reksadana, atau bisnis ada di mana-mana. Bukan karena dunia keuangan mendadak lebih ramai, tapi karena otaknya kini lebih peka terhadap informasi itu.
Hal yang sama juga terjadi dalam hubungan sosial. Jika seseorang percaya bahwa dunia ini penuh dengan orang baik, ia akan lebih sering menemukan kebaikan di sekitar. Sebaliknya, jika ia meyakini bahwa semua orang manipulatif, ia akan lebih mudah menemukan bukti-bukti yang mendukung pandangannya.
Lalu, bagaimana kita bisa memanfaatkan Red Car Theory untuk meningkatkan kualitas hidup kita? Jawabannya sederhana: atur fokus kita dengan lebih sadar.
Jika kita ingin lebih sukses dalam karier, kita perlu melatih otak untuk mencari peluang dan solusi, bukan hambatan. Jika ingin lebih bahagia, kita bisa mulai fokus pada momen-momen kecil yang membawa rasa syukur, bukan hanya pada masalah yang terjadi.
Salah satu cara melakukannya adalah dengan menentukan apa yang benar-benar ingin kita capai. Ketika tujuan sudah jelas, otak akan mulai bekerja mencari informasi yang relevan dengan hal itu. Misalnya, jika kita ingin meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum, kita akan lebih mudah menemukan workshop, pelatihan, atau bahkan kesempatan berbicara yang sebelumnya tidak kita sadari.
Selain itu, kita bisa melatih diri untuk lebih peka terhadap peluang. Banyak orang mengatakan bahwa mereka ingin sukses, tapi tidak benar-benar melihat peluang yang ada di sekitar mereka. Jika kita mulai memperhatikan, kesempatan itu sebenarnya ada di mana-mana—hanya saja, sebelumnya kita tidak memberi perhatian yang cukup.
Lingkungan juga berperan besar. Jika kita ingin mengembangkan kebiasaan positif, kita harus kelilingi diri dengan hal-hal yang mendukung tujuan kita. Membaca buku yang relevan, bergabung dalam komunitas yang positif, atau mengikuti mentor yang telah lebih dulu sukses bisa membantu kita mengarahkan fokus ke arah yang benar.
Terakhir, gunakan teknik visualisasi dan afirmasi. Semakin sering kita membayangkan apa yang ingin kita capai, semakin peka otak kita terhadap langkah-langkah yang bisa membawa kita ke sana. Sama seperti saat kita mulai memperhatikan mobil merah di jalan, ketika kita membayangkan kesuksesan, kita akan mulai melihat lebih banyak jalan menuju ke sana.
Pada akhirnya, dunia tidak berubah. Tapi cara kita melihat dunia yang berubah. Jika kita memilih untuk fokus pada hal-hal yang membawa pertumbuhan dan kebahagiaan, hidup kita akan mencerminkan hal itu.
Sebagaimana kata Henry Ford, “Baik Anda berpikir Anda bisa atau tidak bisa, Anda benar.” Apa yang kita pilih untuk percaya akan menentukan kenyataan yang kita alami.
Jadi, apa “mobil merah” Anda hari ini? Apa yang ingin Anda lihat lebih banyak dalam hidup? Fokuskan perhatian Anda, dan lihat bagaimana dunia Anda ikut berubah.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |