
Hari ini saya mendengar sebuah kisah yang bikin dada sesak. Seorang sahabat bercerita lirih. Ia sedang mencari obat untuk keluarganya, obat impor, yang nggak mudah didapat. Ketika akhirnya menemukannya di sebuah platform online, ia merasa sedikit lega. Ia udah senang.
Penjualnya tampak meyakinkan. Sudah lima tahun tokonya berdiri, ratingnya cukup baik. Maka ketika si penjual meminta transaksi dilakukan di luar platform, ia sempat ragu. Tapi, ia butuh. Dan hatinya ingin percaya.
Maka transfer pun terjadi. Sejumlah uang dikirim demi obat buat anggota keluarganya.Tapi tak lama setelah transfer, penjualnya tak bisa dikontak. Uang pun lenyap. Obat? Tak pernah datang.
Sahabat saya ini terpukul. Bukan hanya karena uangnya hilang, tapi karena ia sadar, itu kesalahannya. Sudah sering diperingatkan: jangan pernah transaksi di luar platform. Tapi keyakinan dan kebutuhan seringkali membutakan logika. Dan penyesalan pun datang, terlambat.
Saya cuma bisa berempati dengannya. Tapi diam-diam, saya juga merenung. Tentang mereka yang berbisnis dengan tipu-tipu. Yang demi uang, mengorbankan karakter, nama baik, dan bahkan reputasi bisnis yang sudah dibangunnya bertahun-tahun. Padahal, uang hasil menipu bukanlah rezeki. Itu adalah kutukan yang menyamar. Dan setiap kutukan dari orang yang merasa ditipu, bisa jadi kembali dalam bentuk yang tak terduga. Mungkin bukan hari ini. Tapi hidup punya caranya sendiri untuk menagih utang moral.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran. Bagi kita semua. Jangan pernah menukar kepercayaan dengan keuntungan sesaat. Karena sekali kepercayaan rusak, tak mudah untuk membangunnya.
Dalam dunia jualan, kepercayaan adalah modal utama. Barang bisa rusak, sistem bisa error, tapi kalau pembeli percaya pada penjualnya, semua bisa dibicarakan. Tapi ketika kepercayaan hancur, bukan hanya satu transaksi yang hilang, seluruh masa depan bisnis bisa ikut tenggelam. Menipu saat jualan mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek. Tapi jangka panjang? Justru jadi jebakan yang mematikan.
Menipu satu pelanggan bukan cuma kehilangan satu pembeli. Kita kehilangan potensi jaringan mereka. Kehilangan peluang untuk repeat order. Dan lebih dari itu, kita sedang membangun reputasi negatif yang bisa menyebar lebih cepat daripada promosi kita sendiri. Apalagi di era digital sekarang ini, satu testimoni buruk bisa viral dan menular. Nama baik yang sudah susah payah dibangun, bisa hancur hanya karena satu keserakahan kecil.
Saya percaya, uang bisa dicari. Tapi integritas tak bisa dibeli. Banyak orang merasa bangga karena bisa dapat uang “cepat” dari kelicikan. Tapi mereka lupa, uang itu datang bukan dengan berkat, tapi dengan beban. Beban moral, beban psikologis, bahkan kadang jadi pintu masuk untuk kehancuran yang pelan-pelan datang diam-diam. Apalagi kalau kita mulai kehilangan kepekaan hati, dan merasa menipu itu hal biasa. Kita tak sadar, saat itu sebenarnya kita sedang menghancurkan diri sendiri.
Jualan itu ibarat membangun rumah di atas fondasi. Kejujuran adalah fondasi itu. Kalau kita mulai membangun dengan material busuk, tipu daya, manipulasi, pembohongan, maka rumah itu akan retak, hancur, dan runtuh saat ujian datang.
Banyak orang lupa, pembeli yang merasa ditipu bukan hanya merasa kehilangan uang. Mereka merasa dikhianati. Dan rasa dikhianati jauh lebih sakit dibanding kerugian materi. Maka jangan heran kalau mereka akan menyimpan sakit hati itu, bahkan mendoakan yang buruk-buruk. Dan jangan pernah meremehkan kekuatan dari doa orang yang merasa dizalimi.
Kita bisa pintar jualan, bisa ahli strategi, bisa jago marketing. Tapi semua akan sia-sia kalau karakter kita rusak. Pada akhirnya, pelanggan bukan cuma beli produk kita, tapi beli karakter kita. Kalau mereka merasa kita adalah pribadi yang bisa dipercaya, maka produk apapun yang kita jual, mereka mau beli. Tapi kalau karakter kita busuk, sehebat apapun produk kita, orang akan ragu mendekat.
Jadi, kalau hari ini kita sedang jualan, sedang bangun bisnis, sedang cari cuan, ingat satu hal penting: Kejujuran bukan kelemahan. Tapi fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang.
Jangan jadi terbiasa gadaikan harga diri hanya demi sedikit keuntungan yang semu. Karena kalau kita bisa tidur nyenyak, kerja tenang, dan melayani pelanggan dengan tulus, itulah sebenarnyaa keuntungan sejati. Dan jangan lupa juga. Hidup ini didunia ini bukan hanya perkara berhasil ngumpulin berapa, tapi bisa berbahagia dengan apa yang dikumpulkan. Apa artinya kumpulin banyak tapi hati tak tenang dan dikutuk banyak orang?
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |