Senin, 19 Januari 2015 malam, saya menerima BBM yang sedikit menghentak, “Bob Sadino meninggal dunia”. Saat membaca itu, saya langsung berpkir, “Jangan-jangan ini hoax, becandaan”. Saya langsung mengeceknya keesokan harinya dan ternyata memang surat kabar memberitakannya. Berarti ini berita yang bisa dipercaya. Saya pun langsung membayangkan kembali orangnya orangnya yang nyentrik, dan yang pemikirannya juga nyentrik. Dari penampilannya, hingga cara berpikirnya banyak hal yang patut untuk kita renungkan dari pendiri Kemchick dan Kemfood yang sukses ini. Banyak pula pelajaran penting yang bisa kita petik dari life style, cara berpikir, cara melihat permasalahan serta tips kesuksesan dari beliau.
Salah satunya, soal pemikirannya yang nyentrik, mari kita ingat kembali kalimatnya soal “Ilmu Goblok”. Antara lain, inilah kalimat-kalimat yang beliau lontarkan,
“Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.”
“Orang pintar kebanyakan ide dan akhirnya tidak ada satupun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma punya 1 ide dan itu jadi kenyataan.”
“Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar.”-
“Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya ga pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir kan cuma selangkah.”
“Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah.”
“Orang pintar maunya cepet berhasil, padahal semua orang tau itu impossible! Orang goblok cuma punya 1 harapan: hari ini bisa makan.”
“Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar para pelamar kerja.”
Sungguh, kalau kalimat itu ditelan mentah-mentah, akan membuat banyak orang yang tidak suka. Bahkan menentangnya. Tak mengherankan, di internet saja kita bisa melihat beberapa artikel yang terang-terangan menentang gaya berpikirnya Om Bob.
Setiap kalimat dan sikap alharhum Om Bob, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari lingkungan serta pengalaman beliau. Bayangkan, berbeda dengan para motivator dan pebisnis yang dibesarkan dari keluarga yang miskin lalu beranjak menjadi sukses, Om Bob justru berkebalikan. Ia lahir dari keluarga yang berkecukupan. Awal perjalanan hidupnya enak. Malahan, di usianya yang ke 19 tahun, ia menjadi jutawan karena mewarisi harta keluarganya. Ceritanya, dengan harta itupun, ia berkeliling dunia dan sempat menetap 9 tahun di Belanda. Di tahun 1967, ia balik ke Indonesia, dengan membawa 2 Mercedes. Satu buat beli tanah di Kemang, dan satunya lagi disewakan dimana ia menjadi supirnya. Namun naas, mobilnya mengalami kecelakaan dan dia sendiri nggak punya duit sehingga harus hidup menjadi buruh dengan upah 100 rupiah. Di sinilah kehidupan mulai memberikan pembelajaran baginya. Dan akhirnya ada seorang temannya menyarankan dia untuk beternak dan menjual ayam negeri. Sesuatu yang tidak lumrah pada saat itu. Dan, karena kepepet, saran itu dicobanya dan ternyata berhasil. Ia mulai menjualnya di Kemang, dan dengan modal bisa berbahasa asing, ia pun bisa melayani pelanggannya. Demikianlah dari titik itulah bisnisnya dimulai. Pasar swalayan Bob Sadino berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia sampai sebelum ia meninggal.
Lepas dari orang suka ataupun tidak, bagaimanapun Om Bob berani untuk memberikan warna tersendiri. Ibaratnya, jika sebuah lukisan rata-rata yang diharapkan adalah coretan berwarna biru, nah Om Bob berani memberikan coretan warna merah. Lepas dari ada yang suka, tapi ada pula yang tidak menyukainya.
Saya sendiri bukanlah fans beratnya Om Bob, tetapi saya mencatat beberapa pembelajaran penting yang bisa kita petik dari Om Bob sebagai ‘warisan ilmu’ yang beliau tinggalkan. Apa sajakah itu?
Pertama, yang terutama adalah soal keberanian untuk mengekspresikan diri. Kita tentunya selalu akan mengenang pakaian Om Bob yang unik. Dimana-mana ia selalu mengenakan celana pendek . Bahkan pernah ada kisah dimana ia disuruh menggunakan celana panjang oleh DPR dan ia menolaknya. Dan komentarnyapun rada pahit, “Lebih baik mana, pakai celana panjang tapi pake duit rakyat atau celana pendek tapi duit sendiri?” Ia pun tidak takut persepsi orang, baginya beranilah untuk mengekspresikan diri kita termasuk pemikiran-pemikiran kita. Dan intinya, Om Bob mengajarkan jangan suka ikut-ikutan. Beranilah untuk otentik dengan apa yang nyaman dengan diri kita!
Kedua, beranilah untuk berbeda pendapat. Om Bob mengajarkan, “Jangan selalu ikuti apa kata orang, dan apa kata kebanyakan orang, tetapi berusahalah punya pendapat sendiri”. Yang menarik, dari Om Bob kita belajar bahwa kita harus mengecek pendapat orang lain dari pengalaman kita sendiri. Kalau pas, katakan iya tapi kalau nggak, berani untuk katakan “Nggak. Saya nggak setuju”.
Ketiga, berbicaralah berdasarkan realita yang ada, bukan teori ataupun konsep yang mengawang-awang. Yang jelas, Om Bob orangnya sangat praktis dan bicaranyapun soal realita. Namun justru karena kalimatnya yang ceplas-ceplos, banyak yang mungkin tidak menyukainya. Misalkan berbagai kalimat soal ilmu goblok diatas, tentunya akan membuat banyak akedamisi yang menolaknya. Kalimat Om Bobpun dianggap bisa menyesatkan. Misalkan konsep Bob soal rencana. Baginya, rencana itu tidaklah perlu. Bahkan Om Bob mengatakan “Rencana itu bencana. Mengalirlah saja”. Ia memberikan contoh tatkala pulang ke Tanah Air, sama sekali tidak terpikirkan olehnya untuk membangun bisnisnya di agribisnis, tapi nasib membawanya kesana. Namun, menyangkut hal ini, saya tetap berpendapat bahwa apa yng disampaikan oleh Om Bob bukanlah sesuatu yang harus ditelan mentah-mentah. Dan yang jelas, cobalah untuk direnungkan apa yang sebenarnya dimaksudkan, dipikirkan latar belakang beliau mengatakannya dan apakah cocok juga dengan konteks kita. Dan saya pun yakin bahwa Om Bob sendiri juga bukanlah orang yang suka memaksakan idenya. Kalaupun Anda setuju ya boleh, kalau nggak setuju, juga tidak menjadi msalahnya baginya.
Keempat, untuk sukses jangan gengsi, tapi kalau kamu sukses maka kamu akan bergengsi. Lihatlah contoh yang diberikan Om Bob dengan penampilannya yang humble dan seala kadarnya. Dalam awal perjalanan karirnya, ia pun tidak malu untuk melayani dan tidak malu juga untuk memulai dari bawah. Dan tahu nggak, dikatakan Bob Sadino hanya punya satu dompet, itu pun sudah sangat lusuh! Tapi ia tidak malu dengan kondisi dompetnya. So, disinilah kita belajar kalau lagi miskin, jangan gengsian. Intinya, “Gengsi tidak akan membuat kamu kaya tapi ketika kamu kaya, kamu akan bergengsi”.
Kelima, selalulah terbuka untuk terus belajar. Salah satu kalimat dari Bob Sadino yang menarik adalah, “Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu.” Artinya, meskipun sudah berusia tua dan sudah senior, ia tetap mau belajar! Bagaimana dengan Anda? Disinilah kita belajar prinsip, “keep learning, keep improving” berapapun usiamu!
Keenam, beranilah bermimpi dan wujudkanlah mimpi itu dengan gagah berani. Ada sharing pengalaman yang menarik dari Om Bob tatkala ia mengingat masa awal ia menjalankan bisnisnya, “Waktu itu, saya bermimpi menjual kangkung dengan harga 1000 per kg, waktu itu harga kangkung ngak segitu. Tapi akhirnya saya berhasil meyakinkan orang untuk membelinya dengan harga segitu!”. Bab Sadino menunjukkan ia begitu yakinnya, ia pun membangun kualitas produknya dan ia bisa buktikan, dan karena ia yakin, maka orang ;lainpun membeli idenya. Dan disinilah kita belajar: “Have a dream. Believe With Your Dream. And work damn hard to make your dream come true.”
Terakhir, ketujuh, sesukses apapun tetaplah sayang dengan keluarga. Diberitakan, kesehatan Om Bob mulai menurun khususnya setelah kematian istrinya tahun lalu. Bahkan, dalam perjalanan hidupnya, iapun akhirnya menolak untuk shooting lagi dengan alasan yang sederhana, “Kasihan istri saya harus buka pintu malam-malam karena saya pulangnya malam”. Bahkan, bisnisnya dan karyawanyapun diperlakukan seperti keluarganya sendiri. Disinilah ketika membaca kisah ini saya hanya merenung, “Sesukses apapun diluar, tidak ada maknanya, kalau keluarga kita tidak bisa ikut merasakan kesuksesan kita di rumah”
Tidak Harus Selalu Setuju, Tapi Resapilah Maknanya!
Akhirnya, saya hanya ingin mengatakan sekali lagi bahwa bahwa kitapun tidak selalu harus setuju dengan seseorang, termasuk dalam hal ini adalah Om Bob. Tetapi, yang harus kita resapi adalah makna yang disampaikannya! Misalkan saja ada banyak sekali yang menganggap statement-statement Om Bob bisa menyesatkan, sebagai contoh, “Jika ingin sukses, jangan jadi karyawan”,“Kuliah itu bikin goblok. Jangan kuliah lagi”, “Orang dengan IPK di atas 3 itu Calon Karyawan”, dan masih banyak lagi. Bagi saya itulah pernyatan-pernyataan dari seorang Om Bob yang mengkritik sistem pendidikan dan sistem berpikir kita saat ini, Nah, tentu saja, kita tidak harus menelan mentah-mentah apa yang dikatakan oleh Om Bob. Tapi justru itu penting untuk bahan renungan. Khususnya bahan renungan bagi pihak akademik dan kalau perlu buktikanlah yang sebaliknya! Jadi, disinilah suatu pembelajaran penting, ketika kita tidak setuju dengan pendapatnya seseorang termasuk pendapatnya Om Bob bukan cara menentangnya tapi yang terpenting adalah membuktikannya, kalau apa yang dikatakan adalah keliru! Thanks Om Bob untuk warisan berpikirnya yang nyentrik!
Anthony Dio Martin. “Best EQ trainer Indonesia”, direktur HR Excellency, ahli psikologi, speaker, penulis buku-buku best seller, host program Smart Emotion di radio SmartFM Jakarta. Twitter: @anthony_dmartin dan website: www.hrexcellency.com
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |