Gara-gara coronavirus, banyak yang mulai work from home (WFH). Niatnya bagus. Semakin sering kumpul, peluang penyebaran semakin besar. Karena itu, dengan sadar, karyawan dirumahkan. Lebih tepatnya, mereka bekerja dari rumah.
Cuma sayangnya. Banyak karyawan yang tak paham dengan prinsip Work From Home ini. Yang ada, justru makin tidak produktif bahkan banyak hasil kerja yang tidak berkualitas, gara-gara tak ada pengawasan.
Lihat aja contoh kejadian ini.
Pertama, kisah dari seorang rekan HR. “Waktu saya telpon seorang anak kantor untuk urusan kerja. Waktunya udah nyaris jam 12. Tahu nggak akhirnya setelah bisa dihubungi, dia ternyata masih di pasar. Nemenin istrinya belanja.” Makanya, tak mengherankan kalau ada yang mengatakan WFH itu diplesetkan menjadi “Work For Her”.
Kisah kedua.
“Ada kerjaan penting sehingga kami harus kontak si karyawan itu. Kami putuskan video conference. Waktu dilihat di video kayaknya, dia baru bangun tidur. Padahal udah jam 10 lebih.”
Tuh kan?
Nyatanya menerapkan work from home tidaklah mudah. Malahan, kadang lebih banyak dramanya.
Karena itulah, ada 5 prinsip penting yang mesti diperhatikan saat berlakunya Work From Home. Kalau nggak maka yang akan terjadi adalah liburan.
Prinsip pertama. Si karyawan harus punya mindset dan diingatkan bahwa “Work from homw itu bukan liburan”. Malahan, kalau perlu perusahaan membuatkan penjelasan, yang dimaksudkan work from home itu apa. Kalau perlu, dengan SOPnya yang jelas. Sekaligus menjelaskan ekspektasinya kepada karyawan, soal produktivitas dan hasil kerja yang diharapkan. KPI (Key Performance Indicator) tetap diingatkan. Kalau nggak ditegaskan soal mindset ini, yang ada justru kebingungan kebablasan, “mirip kuda liar yang lepas dari kandangnya”. Bergerak lepas, tanpa kejelasan. Ini bukanlah soal ketidakpercayaan kepada karyawan, tapi tugas organisasi untuk memastikan bahwa si karyawan tetap produktif, dengan membantunya.
Prinsip kedua. Mental si karyawan atau kita yang akan bekerja di rumah harus disiplin. Paling nggak, tetapkan bahwa waktu kita jam 8 sampai jam 5 adalah tetap waktu kerja. Jadi, selama itu, waktunya masih milik kantor. Prioritasnya buat kantor, bukan yang lain. Dengan demikian, kita dedikasikan waktunya buat bekerja, bukan buat lain. Karna itu orang di rumahpun harus diingatkan bahwa waktu itu masih dalam waktu kerja, bukan liburan apalagi plesiran.
Prinsip Ketiga. Nah, ini soal perencanaan. Ketika work from home dilakukan, segera harus dilakukan perencanaan. Apa sih yang akan dikerjakan di rumah? Pekerjaan apakah yang perlu dibawa pulang? Bahan-bahan apakah yang perlu dibawa untuk mendukung kerja dari rumah? Masalahnya, kalau nggak ada perencanaan yang jelas, maka tatlala di rumah akan ada banyak acara “bengong”nya. Masalahnya, tanpa perencanaan maka ada banyak hal yang menganggu dan menjadi distraksi dari apa yang mesti dikerjakan.
Prinsip Keempat. Inilah kunci terpenting yakni time management atau manajemen waktu. Dalam prinsip manajeman waktu, kita perlu tentukan yang “penting” serta “genting”. Maka dari sini, karyawan atau Anda yang kerja di rumah perlu buat prioritas. Prioritas ini mencakup apa saja pekerjaan dengan tingkat kegentingan tinggi, yang deadlinenya semakin dekat? Mana yang tidak terlalu genting, tapi penting? Atas dasar itulah, kita mengelola waktu seharian di rumah. Dengan demikian maka kita bisa menentukan bagaimana kita akan kelola waktu kita selama seharian di rumah.
Prinsip Kelima. Ini prinsip terakhir tapi juga penting yakni menghindari pencuri waktu kita. Pencuri waktu itu biasanya aktivitas-aktivitas sepele yang bisa membuat kita jadi tak produktif. Godaan untuk ngobrol dengan orang-orang di rumah. Melakukan berbagai aktivitas yang sepele. Rutinitas yang ternyata menyita waktu. Bahkan hingga godaan lain seperti browsing internet, buka youtube yang tidak relevan atau bahkan nonton TV. Itulah hal-hal yang biasanya kita lakukan pada saat liburan di rumah ketika akhir pekan. Nah, kalau dilakukan pada saat masa work from home, bisa dibayangkan berapa banyak waktu non produktif yang terjadi?
Dan akhirnya, sebenarnya work from home bisa menjadi sesuatu yang produktif dan bermanfaat. Kalau saja, itu dimanfaatkan dengan cerdas. Bahkan tahulah Anda? Diceritakan kalau Isaac Newton, penemu Inggris yang terkenal justru memulai teori Kalkulus dan teori optik serta gravitasnya saat ia dipulangkan oleh kampusnya gara-gara wabah besar di Inggris di tahun 1665. Saat itu Trinity College di Cambridge tampat dia kuliah, terpaksa meliburkan semua mahasiswanya. Termasuk Isaac Newton. Tapi, menariknya, justru masa tinggal di rumah itulah, yang menjadi masa paling produktif buat Isaac Newton. Apa artinya?
Artinya satu. Kalau kita lihat secara positif, maka masa work from home, selain untuk menyelesaikan pekerjaan kita juga bisa dipakai buat membuat kita lebih produktif. Bahkan, bisa dipakai untuk mengembangkan diri kita. Berlatih ketrampilan dan kompetensi yang selama ini tidak punya waktu kita lakukan. Atau, kita bisa menjadikannya agar lebih produktif atau hal-hal yang bisa membuat kita makin produktif.
Akhirnya mari kita ingat bahwa WFH di tengah wabah ini adalah: Wellness – Fitness – Happiness dalam melakukan kary-karya kita!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |