Jangan merendahkan seseorang karna situasi mereka saat ini. Jangan angkuh dengan kondisimu sekarang. Karna Anda tak pernah tahu masa depan. Besok, orang yang Anda rendahkan, bisa jadi di atas Anda. Anda yang sombong, bisa jadi terpuruk!
Jangan merendahkan seseorang karna situasi mereka saat ini. Besok, orang yang Anda rendahkan, bisa jadi di atas Anda.
Seorang cowok mendatangi rumah seorang cewek. Cewek itu sangat kaya raya dan bapak ibunya adalah pemilik bisnis supermarket yang sangat sukses. Si cowok itu jatuh hati dan memacari si cewek. Tampaknya si cewek itupun memberikan peluang. Sewaktu main ke rumah cewek itu, orang tua si cewek menanyakan latar belakang si cowoknya. Setelah tahu kondisi si cowoknya yang miskin dan kurang mampu, kedua orang tua si cewek mengejeknya. Merasa merasa bahwa si cowok ini terlalu miskin untuk jadi pacar anaknya, bahkan cowok ini terang-terangan dihina juga diusir.
Si cowok patah hati. Tapi akhirnya berjuang dengan penuh semangat untuk sukses. Dan bertahun-tahun kemudian, si cowok justru menjadi pebisnis yang sangat sukses.
Suatu ketika, si cowok ini bertemu dengan orang tua cewek dulu yang pernah menghinanya itu. Kedua orang tua itu sudah nggak terlalu ingat. Malahan, orang tua mantan pacarnya itu memuji-muji. Akhirnya, si cowok itu tidak tahan lagi dan cerita bagaimana ia bisa sukses karna pernah dihina oleh kedua orang itu. Dia cerita bagaimana ia sangat terpukul, tapi cerita bagaimana ia juga terpacu untuk menjadi sukses. Di akhir cerita itu, si cowok yang sudah sukses itu berkata, “Terima kasih buat penghinaannya. Kalau bukan karna penghinaan itu, saya mungkin tidak seperti hari ini”. Kedua orang tua itu terdiam. Ketika cowok yang telah sukses ini menunjukkan foto keluarganya yang bahagia, kedua orang tua pacarnya yang dulu mengusirnya, merasa menyesal.
Begitulah. Jangan pernah menghina dan melecehkan seseorang. Bisa jadi, justru hinaan itu menjadi amunisi bagi orang tersebut untuk menjadi sukses.
Dalam film kartun anak-anak Incredibles yang pertama, dikisahkan seorang anak bernama Buddy Pine yang kepingin jadi superhero. Naasnya, dia ditolak mentah-mentah oleh Bob “Mr. Incredibles”. Penolakan ini berbuntut dendan. Hingga akhirnya, Buddy si anak kecil mengubah dirinya menjadi penjahat yang merusak, dengan nama “Syndrome”.
Film inipun, tanpa sadar mengingatkan kita. Ketika emosi seseorang terpicu, hasilnya bisa sangat dahsyat.
Berita buruknya, ketika emosi itu terpicu hasilnya bukan hanya bisa menjadi konstruktif, membangun. Tapi bisa pula menjadi sangat destruktif. Di satu sisi, ada yang menjadi pebisnis sukses, atlit, artis atau seniman yang berhasil karena kekuatan emosi ini. Tapi, ada juga yang justru jadi penjahat, kriminal paling kejam gara-gara terpicu emosinya ini.
Pertama dan terutama, adalah menyadari adanya kekuatan emosi ini. Emosi, bisa diibaratkan seperti roket pendorong yang dapat memberikan kekuatan bagi orang yang merasakannya. Makanya, seringkali saya menyebut energi itu sebagai E-MOTION artinya Energi buat Motion (Bergerak). Kadangkala kita tidak terpicu untuk melakukan sesuatu, karna kita belum tergerak. Tapi tatkala emosi kita, entah rasa antusiasme, semangat, terpicu apapun kita akan lakukan.
Kedua, ingat kembali pengalaman pahit dan tidak menyenangkan. Kebanyakan dari kita tidak mendapatkan manfaat apapun dari pengalaman itu. Bahkan, banyak yang berusaha melupakan pengalaman buruk itu. Justru, dari pengalaman buruk seperti penghinaan atau pembully-an yang pernah kita terimalah, sebenarnya itu bisa jadi motivasi hidup buat kita.
Ketiga, ubahlah perasaan negatif yang pernah dialami, menjadi energi. Caranya, dengan membuat janji dalam diri atau membuat komitmen bahwa emosi itu akan dikonversi menjadi energi untuk sukses dan berhasil.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara melakukan konversi itu? Nah, belajarlah dari proses penyatuan dan pembentukan energi baru dalam senyawa kimia. Umumnya, ada tiga hal yang biasa dilakukan. Membakarnya dengan percikan api. Mengurainya sehingga didapat unsur utamanya. Atau, digabung dengan unsur senyawa lainnya.
Artinya apa? Kita pun bisa melakukan konversi (pengubahan) dari emosi menjadi energi dengan ketiga cara itu. Memercikkan api, bisa diibarkan dengan memberikan kata-kata motivasional dan self talk pada diri kita. Lantas, menguraikan bisa dilakukan mencari apa bagian terpenting dari suatu pengalaman yang bisa kita jadikan pemicu kehidupan kita. Dan akhirnya, makna memadukan dengan senyawa lain bisa kita lakukan dengan memadukan dengan nasihat orang lain, strategi dan tips sukses orang lain untuk dimasukkan dalam komitmen kita menjadi sukses.
Dan langkah terakhir mengubah emosi menjadi energi adalah terus-menerus berusaha komit dengan sungguh-sungguh, bahwa kita bisa sukses. Lakukanlah siang dan malam. Terobsesilah untuk membuktikan. Korbankan waktu dan tenaga. Dan percayalah, pada saat akhirnya Anda bisa membuktikannya, semuanya akan terasa sangat indah!
Salam Antusias!
-Anthony Dio Martin-
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |