Tadi malam, di tengah gemuruh kembang api yang membelah langit, sebuah pesan masuk ke ponsel saya. Pesan sederhana itu terasa lebih bermakna dibandingkan dentuman suara malam tahun baru. “Selamat Tahun Baru 2025,” begitu ia dimulai, diikuti dengan curahan hati seorang manajer yang pernah menjadi coachee kami.
Dia adalah manajer yang performanya dulu bersinar terang. Namun kali ini, ia mengakui sesuatu yang tidak pernah ia katakan sebelumnya. “Tahun ini pencapaianku tak sebagus sebelumnya. Rasanya seperti kembali ke masa pandemi,” tulisnya. Dalam pesannya, ia mengungkapkan penyebabnya: kebiasaan menunda.
Sebuah promosi produk yang harusnya diluncurkan awal tahun tertunda terlalu lama, hingga akhirnya momentum hilang dan hasil yang diharapkan lenyap. Ia menyadari bahwa menunda bukan hanya soal waktu yang hilang, tetapi juga peluang yang tersia-sia. “Tahun ini, aku ingin memberantas kebiasaan menunda,” katanya, seolah berikrar pada dirinya sendiri.
Namun, menunda hanyalah ujung dari gunung es. Ia menyadari bahwa kebiasaan lain seperti bermalas-malasan, negatif thinking, atau terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial juga turut memengaruhi perjalanan hidupnya. Kebiasaan-kebiasaan ini seperti tali tak terlihat, menghambat langkahnya menuju sukses.
Saya membaca pesan itu dengan hati yang berat, tetapi juga penuh harapan. Tahun baru selalu memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri, seperti buku kosong yang menunggu diisi dengan cerita baru. Tetapi harapan tanpa tindakan hanyalah ilusi. Seperti coachee saya tadi, kita semua perlu keberanian untuk memutus kebiasaan buruk dan melangkah menuju versi terbaik diri kita.
Menunda adalah awal dari penyesalan. Bermalas-malasan adalah saudara dekat stagnasi. Negatif thinking dan berbicara buruk hanya menciptakan atmosfer yang suram, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Iri pada sukses orang lain tanpa usaha untuk mencoba adalah jalan buntu. Kebiasaan buruk lain seperti overthinking, egois di tempat kerja, manajemen waktu yang berantakan, dan keengganan untuk belajar, semua ini menjadi musuh dalam selimut.
Pikiran saya melayang pada banyak momen di mana kita sering membiarkan kebiasaan buruk mengendalikan hidup kita. Setiap alasan yang kita buat adalah penundaan terhadap kesuksesan. Setiap tindakan malas adalah langkah mundur dari mimpi kita.
Tahun baru ini adalah saat yang tepat untuk berubah. Bukan dengan janji kosong, tetapi dengan tindakan nyata. Tentu saja, proses ini tidak instan. Seperti biji yang harus mati sebelum tumbuh menjadi pohon, kita juga perlu menghancurkan kebiasaan lama untuk membangun yang baru.
Dalam setiap langkah ke depan, ingatlah bahwa waktu tidak pernah menunggu. Tinggalkan kebiasaan buruk seperti menunda, malas, iri hati, atau boros. Jangan biarkan overthinking dan negatif thinking menjadi racun yang merusak produktivitas. Mulailah dengan perubahan kecil: disiplin dengan waktu, menerima kritik dengan lapang dada, dan membuka hati untuk belajar hal-hal baru.
Tahun baru bukan hanya soal angka, tetapi soal keputusan. Keputusan untuk tidak lagi diam, tidak lagi terjebak dalam kebiasaan lama yang merugikan. Mari jadikan tahun ini berbeda. Jadikan langkah kita lebih tegas, lebih berani, dan lebih penuh harapan.
“Jangan menunda langkah, karena waktu tak pernah menunggu. Tahun baru, alasan lama tak lagi keren. Mulai berjalan dengan aksi, bukan janji.”
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |