Ada beberapa trainer yang terganggu saat melihat trainer lain lebih sibuk dan lebih sukses. Jujur saja, di awal-awal karier saya, hal tersebut masih bisa saya rasakan. Namun akhirnya saya telah belajar bahwa “Kesuksesan orang lain, tidak akan merampok kesuksesanku. Setiap orang ditentukan suksesnya oleh Tuhan, dengan caranya masing-masing”. Daripada fokus pada energi iri yang merusak lebih baik kita fokus pada energi menantang kemampuan diri kita sendiri. Itu jauh lebih positif!
Problemnya, di dunia bisnis kita sering diajarkan prinsip kelangkaan (scarcity mentality),”Kesuksesan kompetitor kita adalah kegagalan bisnis kita”. Di dunia bisnis yang menganut kelangkaan hal itu mungkin ada benarnya. Tapi di dunia bisnis training, ada situasi lain yang mungkin perlu jadi pertimbangan kita.
Pertama-tama. Kesuksesan seorang trainer mungkin akan jadi pembuka jalan buatmu. Sebagai contoh saya baru saja mengalami dimana seorang trainer jadi konsultan di perusahaan itu. Padahal, itu perusahaan keluarga yang sebelumnya tidak kenal yang namanya training. Ternyata, setelah si trainer itu berhasil masuk ke perusahaan itu. Kini menjadi jalan yang lebih mulus untuk masuk ke perusahaan itu. Jadi, saya beryukur si trainer itu telah membuka jalannya terlebih dahulu. So, ingatlah ketika melihat seorang trainer mengajar di tempat itu, bersyukurlah. Berarti, tempat itu kini bisa terima training. Besok-besok menjual training ke tempat itu tidak akan sesulit menjual ke klien yang tidak paham training sama sekali.
Kedua. Sehebat-hebatnya seorang trainer, lama-lama klien akan bosan juga. Saya sendiri mengalami pernah bersama dengan sebuah group otomotif di awal karier training saya. Bertahun-tahun saya bersama group tersebut sampai saya hafal orang-orangnya. Begitu pun mereka. Kami sudah seperti keluarga. Tapi, lama kelamaan saya yang mulai bosan. Mereka pun mungkin merasakan. Bahkan saya termasuk yang mendorong mereka untuk melibatkan trainer yang lainnya biar merekapun belajar dari yang lain.
Ketiga. Daripada iri, tanyakanlah pertanyaan ini: “Apa yang membuat trainer ini laku, apa yang dia miliki yang tidak saya miliki?” Dengan demikian kehadiran trainer lain, bukan membuat kita iri tapi tertantang. Pernahkah Anda lihat anak kecil yang lomba lari. Mereka berteman, saling tertawa dan berlomba lari. Mereka berusaha berlari secepatnya. Tidak ada rasa iri. Yang mereka rasakan adalah berlomba dalam suasana yang ceria. Begitu pula seharusnya semangat kita, para trainer. Semangat anak kecil yang berlomba dengan ceria.
Saya mau akhiri dengan sebuah kisah menarik.
Ceritanya, ada sebuah pemakaman seorang penyanyi seriosa yang terkenal. Pada saat itu, ternyata lawan bebuyutan dari penyanyi seriosa itu juga hadir. Bahkan, ia pun menangis. Orang-orang berpikir bahwa itu adalah air mata buaya. Cuma pura-pura. Soalnya semua orang tahu bahwa kini ia tidak ada lagi saingannya. Tapi, pada saat memberikan sambutan, si penyanyi seriosa yang menjadi musuhnya meminta untuk dikasih kesempatan berbicara, saat itulah, ia menyampaikan kalimat yang membuat orang berdecak kagum.
“Banyak orang berpikir bahwa sayalah yang paling akan gembira ketika musuhku ini meninggal. Hati kecilku yang bodoh mungkin akan teriak, “Hore. Dia meninggal dan tidak ada sainganku lagi”. Tapi dari hati yang lebih dalam aku jauh lebih sedih. Dia bukanlah musuhku, dia adalah guruku dalam berkarya. Setiap karyanya, membuatku terpacu untuk berkarya lebih baik. Dialah yang memacuku untuk terus berlatih dan terus menyempurnakan kemampuanku. Kini dia meninggal, aku kehilangan seorang yang memacuku. Tuhan telah memanggil seorang yang sangat penting dalam hidupku”
Penyanyi itu pun turun dari podium mengambil setangkai mawar dan menaruhnya di peti “musuhnya” itu, lantas yang mengharukan…ia pun menangis sesenggukan!
Dialah penyanyi seriosa yang mengerti kehidupan yang sesungguhnya!
So, masihkah perlu kita iri? Jangan!
Lain kali ketika ada yang sukses dengan programnya katakan, “Congratulations! Hebat! Luar biasa!”, “Terimakasih, karna kamu menjadi contoh buatku dan kamu telah membuat saya ingin menjadi seperti kamu juga. Terima kasih”
Salam Antusias!
Anthony Dio Martin
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |