Ibu tidak perlu dihormati..
Sebab seumur hidupnya beliau tidak minta dibalas, dibayar ataupun dihargai..
Ia bekerja dengan tulus..
Ia tahu kalau ia terlalu berharap, kamu justru terbebani dan tidak tulus membalasnya..
Ia berharap balasanmu cuma satu..
Yaitu..
Apa yang ia lakukan dengan membesarkanmu…tidaklah sia-sia!
Puisi di atas mengawali ucapan selamat Ibu yang ingin saya ucapkan kepada para Ibu yang dirayakan harinya di hari ini.
Sungguh, seorang Ibu sebenarnya tidak butuh dihormati, dihargai apalagi dirayakan harinya. Tanyakanlah kepada para wanita yang menjadi Ibu yang luar biasa bagi anak-anaknya. Apakah mereka butuh dihargai? Sama sekali tidak. Mereka tidak pernah menuntut balasan jasa, tapi sebenarnya itulah yang membuat mereka pantas dihargai.
Saya ingat tatkala memberi barang ataupun sesuatu pada Ibuku. Apa katanya? “Ngapain kamu repot, baju dan kain Mama masih banyak. Tas yang kemarin, masih jarang dipakai. Uang masih ada kok. Tapi, ketika kamu datang dan mengunjungi Mama aja, itu pun sudah membuat senang.” Jleb..jleb! Beliau melanjutkan lagi. “Atau ketika kamu menyampaikan kabar-kabar yang baik tentang kamu dan keluargamu, itu pun sudah membuat Ibu senang.”
Nah, bagaimana tidak tertusuk-tusuk hatinya tatkala mendengarkan itu. Dulu ketika saya mulai beranjak sukses dalam karir, saya berpikir uang, barang dan benda-benda akan membuat Ibuku senang. Tetapi, pemikirannya Ibuku ternyata berbeda. Ibuku, ibu yang amat sederhana. Tapi itu juga yang membuatnya luar biasa.
Pernah suatu kali, Ibuku memeriksa kakiku yang “cacat” gara-gara luka akibat terjatuh saat panjat tebing. Ceritanya, saya mengambil arah yang terjal dengan kondisi air terjun yang licin berlumut. Akibatnya aku terjatuh. Nyaris mati. Kakiku luka parah. Iya, untungnya masih selamat. Setelah operasi dua kali. Kakiku sembuh tapi dengan cacat. Waktu melihat lukaku yang sudah sembuh, Ibuku berkata dengan lembut dan tersenyum,
“Kamu tahu Mama merawat tubuhmu sebaik-baiknya agar kamu nggak terluka dan nggak lecet. Nah, lihatlah kamu sendiri yang melecetkan tubuhmu yang Mama jaga dengan susah payah”. Saya ikut tersenyum, senyum kecut karna tahu semuanya gara-gara salahku sendiri sih.
Yang jelas, semua Ibu pasti tidak akan terlalu berharap balasan apapun. Kalaupun anaknya tahu diri dan membalas, si Ibu akan menganggapnya sebagai bonus. Harapan standard seorang Ibu cuma satu. Si anak tersebut tidak sia-sia dirawat dan dibesarkan olehnya.
Banyak anak yang merasa bahwa itulah kewajiban si Ibu. Wajib membesarkan, membiayai dan terus terpuaskan hidupnya. Tapi itu tidaklah dipandang sebagai kewajiban oleh sang Ibu. Sang Ibu melakukannya, kebanyakan dengan sukarela. Setelah kita bisa mandiri, hak sang Ibu untuk melepaskan kita sebenarnya. Tetapi justru banyak anak yang tidak tahu diri dan berpikir bahwa Ibunya harus terus-menerus bertanggung jawab atas hidup mereka. Jadi, jangankan membalas budi, malah banyak anak yang justru semakin merepotkan Ibunya. Merasa Ibunya harus terus bertanggung jawab atas hidupnya. Malahan ketika hidupnya tidak beres, banyak juga diantara mereka yang menyalahkan Ibunya.
Makanya, cara membalas kebaikan seorang Ibu sebenarnya sederhana. Bukan uang, barang ataupun piknik yang mahal-mahal. Membuat diri kita berharga dan tidak menjadi beban bagi diri, keluarga dan dunia ini saja, sudah merupakan cara sederhana untuk membalas kebaikan dari Sang Ibu.
Salam Antusias!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |