Saya tidak tahu apakah Anda berpikir seperti pikiran saya.
Betapa banyak kemampuan dan pengetahuan dari orang-orang dulu.
Saat menyaksikan di film-film silat, film-film dokumenter ataupun sejarah tentang kehebatan orang zaman dulu yang luar biasa yang mampu membangun piramid serta candi (padahal batunya begitu besar dan tidak ada teknologi pengangkutan saat itu). Sampai sekarang kita masih bertanya-tanya, bagaimana mereka sanggup melakukannya? Para ahli pun tidak bisa menjawab bagaimana hal itu dilakukan sebab tidak ada dokumentasi ataupun teknik yang diwariskan.
Nah, dari semua ini, ada satu hal yang sebenarnya mengganggu pikiran saya. Mengapa banyak pengetahuan dan kemampuan yang dikubur hidup-hidup oleh pemiliknya, oleh para penguasa dan tidak pernah dibagikan kepada generasi-generasi berikutnya.
Sebagai kontrasnya, saya teringat dengan pengalaman sewaktu trip ke Eropa, tepatnya ke Venesia.
Disitu, ada beberapa tempat yang menyajikan bagaimana pembuatan gelas yang dibakar, ditiup lantas dibentuk dalam kondisi panas, lalu dihias. Hasilnya, tadaaa…Venetia glass. Indah banget!
Teknik itu terbuka untuk umum, dan semua orang yang melewati tempat-tempat itu, bisa melihat bagaimana teknik pengerjaannya dilakukan. Dan ilmu pembuatan gelas itu, ternyata telah diwarskan dari bergenerasi-generasi sejak zaman renaisans.
Sekarang mari kita belajar dari sejarah tersebut.
Saya yakin, berapapun usia Anda, pastilah banyak pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda kumpulkan. Masalahnya, apakah Anda berkeberatan untuk membagikannya sebelum Anda meninggalkan dunia ini? Ataukah, sama seperti sejarah banyak bangsa besar seperti yang terjadi di Mesir, Cina bahkan juga di nusantara ini, banyak pengetahuan yang lenyap dan dibawa pergi dengan meninggalnya orang tersebut. Betapa sayangnya!
Saya percaya ada 3 alasan penting mengapa Anda perlu bagikan ilmu Anda. Ini juga yang menjadi alasan saya, mengapa saya tetap antusias di dalam bidang pekerjaan yang setiap harinya membagi-bagikan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki.
Alasan pertama, ini alasan yang paling egois yang bisa saya ungkapkan. Apakah itu?
Dengan membagikan ilmu Anda, percayalah hal itu akan kembali kepada Anda dalam bentuk kepuasan yang berkali-kali lipat. Saya mengalami bagaimana rasanya orang mengucapkan terima kasih, ataupun tetap mengingat kita tatkala mereka telah berhasil hidupnya. Atau, bahkan dengan membagikan ilmu Anda pun, banyak orang yang bersedia mengganjar Anda dengan penghargaan yang nilainya tidak sedikit. Alasan pertama ini memang kedengarannya egois, tapi terkadang ada orang yang membutuhkan alasan ini agar mereka bersedia membagikan ilmunya. Nah, kalau belum nyaman dengan alasan pertama, mari kita masuk ke alasan kedua.
Alasan kedua adalah membantu peradaban. Maksudnya begini. Dengan keinginan Anda untuk membagikan pengetahuan Anda, maka Anda berkontribusi kepada masyarakat kita dengan cara menghindari mereka melakukan “reinventing the wheel” (terjemahan gampangnya, mencegah menciptakan dari awal lagi). Artinya, pada saat Anda bisa membagikan pengetahuan Anda maka masyarakat akan terbantu dengan cara mereka tidak perlu lagi bersusah-susah untuk melewati proses yang perlu Anda lewati. Dari sharing pengalaman dan pengetahuan anda, maka mereka tidak perlu lagi mengalami “jatuh bangun” seperti yang Anda harus lewati. Sebagai contoh, kalau Anda pernah menyaksikan bagaimana Jack Ma membagikan pengalamannya membangun bisnis Alibaba serta insight hidupnya, Anda tahu bagaimana ia membagikan sari pengalamannya agar generasi muda bisa belajar bahkan melakukan yang lebih baik darinya. Tapi, jelas… untuk yang satu ini memang dibutuhkan mentalitas kelimpahan yang luar biasa dari Anda. Punyakah Anda?
Alasan ketiga, adalah alasan yang lebih spiritual.
Dengan membagikan ilmu, kita melakukan amal yang luar biasa. Kalau kita perhatikan sejarah agama-agama, itulah yang dilakukan oleh para nabi dan orang suci. Mereka membagikan ilmu, pengalamannya, kebijaksanaannya, nasihatnya. Bahkan, mereka menjadi teladan yang hidup dari apa yang mereka ajarkan. Dan untuk itulah mereka dikenang. Surga maupun dunia berbahagia, dan menghargai jerih payah mereka, karena kebaikan yang mereka taburkan dengan cara membagikan ilmunya terbsebut.
Hal ini membawa saya kepada perenungan berikutnya. lantas mengapa banyak orang yang tidak bersedia untuk membagikan ilmunya, kalau ternyata banyak manfaatnya?
Pertama, bisa jadi karena memang pelit berbagi. Baginya, “Saya sudah capek-capek belajar dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan ini, kenapa mesti dibagikan begitu saja. Enak saja mereka!”. Jadi, bagi mereka membagikan pengetahuan identik dengan “enaknya di dia, nggak enaknya di saya”. Makanya, banyak diantara mereka yang hingga akhir hayatnya, mambawa ilmu dan pengetahuan mereka bersama ke liang kuburnya.
Kedua, bisa jadi karena memang tidak sempat dan tidak punya waktu. Alasan mereka biasanya, “Saya kepingin melakukannya, tapi mana sempat dan mana ada waktu? Segala kesibukan saya membuat saya tidak mungkin mengajarkannya kepada orang”. Nah, merespon jawab klise seperti ini sebenarnya cuma satu, “Kalau kamu tidak suka, kamu akan mencari alasan. Tapi kalau kamu memang suka, kamu akan mencari caranya!”. Termasuk pula, banyak diantara kita yang tidak membagikan ilmu, sebenarnya bukan karena tidak punya waktu, tapi karena memang hal itu bukan prioritas dalam hidupnya. Itu saja.
Ketiga, karena memang tidak tahu caranya. Saya sebenarnya sangat optimis dan positif.
Saya yakin ada banyak orang yang sangat ingin berbagai pengetahuan serta pengalaman hidupnya. Hanya saja problem mereka satu hal, tidak tahu bagaimana caranya serta dimana melakukannya.
Dalam hal ini, saya setuju sekali bahwa ada banyak pengetahuan yang bagus tetapi karena tidak dikemas dengan bagus penyajiannya, membuat banyak orang jadi kurang tertarik. Dan sebaliknya, ada banyak pengetahuan yang biasa-biasa saja, tapi karena penyajian dan pengemasannya yang bagus, kesannya jadi keren!
Nah, khusus menyangkut alasan ketiga inilah, saya ingin berbagai informasi. Saya dan tim sudah lama berusaha menolong dan membantu mereka yang punya problem: “punya pengetahuan tapi tidak tahu bagaimana caranya mengemas ilmu mereka sehingga orang lain tertarik mendengarkan, bahkan bersedia MEMBAYAR!”
Makanya, sejak September 2009, saya bersama tim trainer di Mini Workshop Series International, yang kini terdapat di 6 negara, berusaha mengajarkan bagaimana caranya membagikan ilmu dan pengetahuan Anad secara PROFESIONAL.
Dibutuhkan lebih dari 10 tahun bagi saya untuk jatuh bangun dan menjadi trainer serta membangun lembaga training yang professional. Banyak diantaranya dilalui dengan melakukan kesalahan. Bahkan kesalahan yang konyol sekali! Karena itulah, banyak pengalaman, pembelajaran yang memperkaya yang kini saya sharingkan melalui Mini Workshop Series International.
Di Mini Workshop Series International, salah satu program yang kami ajarkan adalah memberikan sertikasi pelatihan menjadi trainer professional bergelar ELT (Essential Licensed Trainer) dalam program bernama “GREAT TRAINER IN ACTION”. Just for your info, dalam waktu dekat training ini akan diadakan di tanggal 10 – 13 Juli 2017.
Inilah training dimana saya melakukannya dengan “all out”. Seluruh kehidupan karir training saya dibagikan disini. Ratusan tips, pengetahuan bahkan buku, CD, DVD hingga hal-hal yang kecil juga diberikan bagi peserta. Inilah workshop yang memang diberikan secara all out. Alasan saya hanya sederhana, supaya sebelum meninggalkan dunia ini, paling tidak pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki di profesi saya sebagai trainer masih bisa diwariskan kepada yang memang ingin membagikan pengetahuan dan ilmunya juga.
So, tertarik membagikan ilmu dan pengetahuan Anda tapi tidak tahu caranya?
Saya menyarankan seriuslah untuk menginvestasikan diri Anda dalam program-program yang memang berkualitas. Dan kalau Anda sungguh tertarik, saya menyarankan Anda berbicara dengan tim kami di Mini Workshop Series Indonesia dengan menelpon: 021-3518505 ataupun 021-3862521.
Ayo, jangan sampai ilmu Anda dibawa mati sebelum Anda sempat membagikannya!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |