Bagaimanakah perasaan Anda di tengah kondisi krisis saat ini? Apakah Anda termasuk yang marah, yang merasa jengkel, bingung, kesel ataukah stress? Banyak lho yang saking bingungnya, sampai mengalami depresi berat, dan merasa ini adalah cobaan terberat dalam kehidupan mereka.
Tapi, ada sebuah kisah menarik tentang seekor burung layang-layang. Ceritanya, si burung ini terlambat pergi meninggalkan wilayahnya yang memasuki musim dingin. Ia terlalu lama bersenang-senang sehingga tidak memperhatikan saat teman-temannya mulai terbang ke wilayah yang lebih hangat. Dan akhirnya, tibalah musim dingin yang menyengat. Bahkan, suatu pagi, burung layang-layang yang kebetulan tinggalnya di atas atap sebuah peternakan itu, menemukan kalau sayapnya pun jadi sulit terbang karena ada lapisan es. Waktu ia mencoba terbang, malahan ia jatuh ke bawah, dekat sekali dimana ada banyak sapi hidup disana. Dengan berusaha keras, ia tidak tahu lagi harus bagaimana, dan ia membayangkan nasib sialnya dan setelah berjuang mati-matian dan tak lepas, ia pun membayangkan itu adalah akhir dari hidupnya. Menariknya. Saat itu, si burung laying-layang ini tengah berjuang membeaskan dirinya. Tiba-tiba ada seekor sapi besar yang sudah kenyang, lalu mulai membuang kotorannya. Dan ternyata, kotoran sapi itu jatuh tepat kearah burung yang sudah tak bisa terbang itu. Awalnya, si butung itu pikir, disitulah riwayatnya akan tamat. Tapi sesuatu yang menarik, tiba-tiba terjadi. Ternyata, dari kotoran tersebut ada suhu panas. Dan perlahan-lahan panas dari kotoran sapi itu mulai melelehkan lapisan es pada burung laying-layang tersebut. Dan perlahan-lahan si burung laying-layang itu, bisa menggerakkan sayapnya. Dan setelah itu, tak lama kemudian, burung layang-layang itu pun bisa kembali bebas.
Nah, ini tentu saja hanya sebuah kisah. Dan bahkan, ada yang melanjutkan lagi kisah burung layang-layang ini dengan berbagai versi lainnya. Tapi, buat pembelajaran kita kali ini, mari kita cukupkan kisah kita pada bagian ini saja. Dan yang terpenting adalah sebuah sebuah pembelajaran menarik yang bisa kita petik dari secuil kisah tersebut. Pembelajaran soal apa? Pembelajaran soal hikmah dibalik sebuah bencana.
Bayangkanlah, dalam berbagai situasi, kadang kita merasa diri kita terjebak dalam bencana. Merasa itu adalah akhir dari kehidupan kita. Tapi, ternyata, dibalik sebuah peristiwa bencana, ada hikmah dan keuntungannya bagi kita. Bayangkanlah, saat kotoran sapi itu menimpa si burung kecil yang sudah tidak berdaya. Betapa celakanya. Tapi, justru kotoran itulah yang membebaskan dirinya. Dari sesuatu yang dianggap paling buruk, paling nista dan paling kotor, ternyata justru menyelamatkan.
Tentu saja, di tengah kondisi pandemi corona ini, ada banyak kisah sedih dan tragis yang kita baca setiap harinya. Tapi, dibalik itu, ada banyak pula kisah kepahlawanan, kisah memgharukan yang juga kita bisa baca dan kita dengar setiap hari. Ada banyak orang, yang ditengah kondisi krisis, masih tetap memberikan kita harapan.
Sekarang kembali kepada diri kita sendiri. Di balik wabah coronavirus yang telah merenggut nyawa banyak orang ini, juga terdapat benih-benih pembelajaran buat kita. Daripada menjadi stress, bingung ataupun panik menyaksikan dan merasakan wabah ini dialami dalam kehidupan kita. Kita pun bisa melihat dari sisi lain. Sisi hikmah dan pembelajaran yang berbeda-beda bagi setiap dari kita, yang mau membuka mata dan pikiran kita. Ada yang justru melihat ini sebagai momen berharga bagi keluarganya. Ada yang menjadikan ini sebagai momen untuk belajar. Ada yang menjadikan ini sebagai momen untuk mengasah ketrampilan bisnis yang baru. Bahkan, ada yang menjadikan ini sebagai momen untuk berbagi dan menolong.
Tentunya, wabah coronavirus ini akan berlalu. Hanya saja, setelah coronavirus ini berlalu, apakah kita menjadi orang yang berkeluh kesah, mengutuk dan tidak mendapatkan manfaat dan hikmah apapun dari peristiwa pandemic ini. Atau, setelah keluar hidup-hidup dari peristiwa ini, kita mengenang dan mengatakan dengan mantap, “Pada saat wabah pandemic coronavirus lalu, ada juga hikhmahnya dalam kehidupan saya yakni (titik-titik), yang silakan Anada isikan sendiri”.
So ayo, tetaplah kelola emosi kita dengan cerdas, di tengah kondisi ini. Sekali lagi, ini soal pilihan mau menjadi si orang yang terus berkeluh kesah ataukah yang selalu bisa bersyukur, dalam situasi apapun!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |