Entah siapa yang memulai kisah inspiratif ini. Yang jelas, kisah motivasional tentang kerang kecil ini, sering menjadi kisah inspirasional yang diceritakan oleh para trainer dan para guru. Juga ditulis di berbagai buku motivasi.
Ada banyak versi kisahnya. Tapi, salah satu versi kisahnya adalah begini.
Di suatu saat, di sebuah dasar lautan yang dalam. Terdengarlah, sebuah suara kecil yang nadanya merintih kesakitan. Suara itu terdengar begitu menyayat hati. Ternyata, suara erangan kesakitan itu datang dari anak seekor kerang.
Rupanya, saat itu, ada beberapa butir pasir lautan yang masuk ke tubuhnya. Tubuhnya terasa sakit oleh butiran-butiran kasar pasir itu. Maka ia pun mengerang kesakitan, ia mengadu kepada ibunya. “Ibu, ini sakit sekali. Ada pasir-pasir yang tajam nan halus masuk ke tubuhku!”. Si ibu kerang yang tempatnya tak jauh, hanya bisa berusaha menghibur anaknya, “Iya anakku saya tahu. Sayangnya, kita bangsa kerang tak punya tangan. Jadi ibu tak bisa membantumu Nak” Lalu si ibu kerang itu memberitahukan jalan keluarnya. “Nak, keluarkanlah getah dari dalam tubuhmu. Balutlah pasir itu dengan getah dari tubuhmu. Awalnya akan terasa sakit, tapi lama-kelamaam kamu akan terbiasa.”
Si kerang kecil mengikuti perintah ibunya. Tapi, justru itu membuatnya jadi terasa semakin sakit.
Dan begitulah setiap kali ada butiran pasir. Atau butiran serpihan batu kecil yang masuk ke tubuh si kerang kecil. Maka si kerang kecil akan merintih kesakitan.
Berjam-jam, rintihan ini terdengar. Bahkan sampai berhari-hari, si kerang kecil masih merintih dan menangis kesakitan.
Hari demi hari berlalu. Mingu demi minggu dan berbulan-bulan pun lewat. Rintihan si kerang kecil pun makin lama, makin berkurang. Bahkan setelah tahunan, si kerang kecil telah tumbuh makin besar dan serpihan pasir tak lagi menggangu dirinya.
Dan anehnya, dari serpihan pasir, dan batu yang dulu yang dibalut dengan getahnya, kini telah berpadu menjadi satu gumpalan bola kecil. Dan makin lama, selama tahunan, gumpalan bola itupun menjadi semakin besar. Semakin bersinar warnanya bahkan jadi berkilauan. Dan yang tampak di tubuh si kerang kecil yang telah dewasa itu, bukan lagi serpihan pasir tapi sebutir mutiara laut yang indah berkilau-kilauan.
Pelajaran pertama dan terutama adalah soal penderitaan dan rasa sakit yang harus kita alami, untuk mencapai sesuatu yang indah. Pepatah kuno mengatakan “No Pain, No Gain”. Pepatah ini tetap berlaku sampai sekarang. Mau jadi pelajar atau mahasiswa yang sukses, ya harus mau korbankan diri bangun lebih pagi, belajar lebih lama menghadapi ujian. Mau punya karir lebih cemerlang terkadang butuh pengorbanan waktu dan tenaga buat mengerjakan proyek yang jadi tanggung jawab kita. Begitulah, awalnya memang terasa sakit, terasa meletihkan. Namun, di balik penderitaan itu, ada buah kesuksesan, keberhasilan dan kebahagiaan yang menanti.
Kedua, janganlah terlalu berkecil hati dan cepat menyerah, saat hadapi kesulitan. Bisa jadi itulah bagian dari ongkos yang harus kita bayar buat menjadi sukses. Bayangkanlah bagaimana kisah pelukis Michaelangelo yang harus rela membalikkan badannya selama 4 tahun, demi membuat lukisan indah di Sistine Chapel. Atau, pebasket Larry Bird yang harus bersusah payah latuhan 500 lemparan tiap hari hanya untuk memahiri lemparan jarak jauhnya. Juga kisah nyata miliuner Christ Gartner yang difilmkan dalam film “The Pursuit of Happyness” dimana diceritakan ia harus bersusah payah, diusir, hidup sebagai tuna wisma, belajar dibawah lampu sorot luar. Mereka ini, dengan setia dan pantang menyerah, melewati kesulitan itu, namun akhirnya kesuksesan menyambut mereka.
Ketiga, jangan mau sukses yang terlalu instan. Kisah pasir yang jadi mutiara mengajarkan bahwa proses lama dibutuhkan untuk menghasilkan mutiara yang indah. Malahan, justru proses yang terlalu instan seringkali menghasilkan sukses yang cepat pula lenyapnya. Kita mungkin masih ingat dengan fenomena banyak artis atau selebritis dadakan yang viral dan jadi terkenal. Tapi, karna prosesnya cepat, hilangnya mereka juga cepat juga. Justru pada saat proses kesakitan itu terjadi, otot seseorang juga dibangun. Ini ibarat binaragawan atau ketika berada di gym, kita latihan beban. Setelah itu ototnya terasa sakit. Tapi itulah proses yang justru membuat otot kita menjadi semakin kuat.
So semoga kisah pasir menjadi mutiara ini jadi semangat kita untuk tidak mau cari yang mudah dan rela bersusah payah, demi impian dan cita-cita di depan mata!
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |