Kita tak bisa mencegah hujan. Tapi saat hujan, Anda bisa memilih buat berhenti sejenak. Atau, bahkan menari dalam hujan itu. Saat sesuatu terjadi, Anda bisa memilih sikap terbaik untuk mengambil manfaat dari kejadian itu!
Begini cerita awalnya,
“Saya sudah pindah ke kota lain, karena dijanjikan karier yang lebih baik oleh atasan saya. Tapi, setelah pindah dengan membawa keluarga saya. Malah, karier saya mandek. Boss saya sendiri resign dan tidak mungkin balik ke kota sebelumnya! Apa yang harus dilakukan?”
Itulah chat si Bapak ini saat terpuruk di kota yang baru. Dalam kondisi putus asa si Bapak ini akhirnya harus berhenti kerja dan cari kerjaan di tempat baru. Saya mendorongnya buat mengambil hikmah dan mulai membangun network di kota yang baru itu daripada mengeluh. Juga buka mata melihat peluang yang ada. Dan ternyata, di kota baru itu memang ada peluang yang akhirnya berhasil dilihatnya. Si Bapak ini lantas mulai membeli barang yang ada di kotanya yang baru itu, dan kemudian dikirim dan dijual di kotanya yang lama. So, bagaimana nasib Bapak ini? Kini, ia jadi pebisnis sukses!
Nah, bayangkan kalau si Bapak ini tidak dipindah ke kota yang baru? Menurutmu, itu berkah atau bencana?
Hal buruk bisa terjadi kapan saja, dimana saja. Kita sudah membuat rencana yang indah. Sudah punya harapan yang luar biasa. Tapi, tiba-tiba, harapan itu sirna karena suatu kejadian yang ada diluar skenario. Ataupun, yang kita harap, ternyata sia-sia belaka. Justru yang terjadi adalah peristiwa yang berbeda. Lantas, kita bisa melakukan apa?
Dalam situasi seperti ini, biasanya banyak yang berkeluh kesah. Mengutuk situasi atau terpuruk dalam ratapan. Tapi, seperti yang kita ketahui, meratap ataupun terpuruk tidaklah menyelesaikan masalah. Malahan, tambah runyam situasinya. Misalkan seorang direktur di sebuah perusahaan ritel kena PHK. Ia pun tidak terima. Ia sangat marah dengan uang pesangonnya yang sebenarnya tidak terlalu kecil. Akhirnya ia menyewa pengacara buat menuntut perusahaan. Berbulan-bulan, energinya habis buat urusan hukum. Masalahnya, perusahaan yang dituntut juga punya pengacara yang kuat. Ia pun kalah. Lebih parah lagi, duitnya juga habis-habisan buat bayar pengacaranya.
Jadi, supaya lebih siap dan segera bisa banting stir saat menghadapi situasi terburuk. Apa yang bisa dilakukan.
1. Be Ready with Worst Scenario. Bersiaplah dengan skenario terburuk. Umumnya, yang mengalami depresi berat, dan jatuh mentalnya, adalah yang tidak siap dengan skenario terburuk. Mereka berharap terlalu tinggi. Jadi, saat hal terburuk terjadi mereka tidak siap. Alangkah lebih baik, Anda juga siapkan skenario terburuk yang bisa terjadi. Sehingga saat hal buruk itu terjadi, Anda pun tidak kaget.
2. Bad Attitude Can Multiple Your Misfortune. Sikap yang buruk, akan melipatgandakan ketidakberuntunganmu. Mengeluh, menyalahkan, mengutuk situasi, tidak akan membuat situasi membaik. Justru sikap demikian, akan memperburuk situasi. Lebih baik, tetap jaga sikap yang terbaik. Anda mungkin tidak bisa ubah situasinya, tapi minimal sikap mental Anda tidak menambah runyam, situasi buruk yang Anda alami.
3. Find the Positive Loopholes. Lihat celah positif yang masih tersisa dalam situasi itu. Sewaktu Nelson Mandela dipenjara bertahun-tahun, di penjara yang pengap, salah satu hiburannya adalah melihat sinar. Ia mengatakan pada dirinya, selama ia masih bisa melihat secercah sinar, ia masih melihat harapan. Nyatanya, setelah puluhan tahun, toh ia dibebaskan dan akhirnya ia bisa menjadi Bapak Bangsa Afrika Selatan yang sangat berjasa bagi perjuangan kesetaraan hak kulit hitam dan kulit putih. Itu kekuatan saat kita masih berusaha fokus pada “sisi baik” dalam suatu situasi buruk yang kita alami.
So, apakah Anda merasa sedang mengalami sisi terburuk dalam hidup Anda. Pertimbangkanlah untuk mengambil langkah terbaik dalam situasi itu. Supaya setelah situasi buruk ini berlaku, Anda keluar sebagai pemenang kehidupan ini.
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |