Iya kita masih ingat kan kisah seorang pelamar kerja yang menolak gaji 8juta yang lantas jadi viral? Alasannya, ia merasa gaji 8juta itu kekecilan buat dia yang berasal dari universitas yang terkenal. Dengan kesal, ia menuangkan kejengkelannya ke sosmed. Dan postingannya pun menjadi viral. Ada yang menganggap si pelamar kerja ini keterlaluan, tapi ada juga yang salut dengan sikapnya yang percaya diri.
Jadi, siapakah yang benar? Hmm.. Tentu saja, yang menentukan adalah perusahaan yang akan menerima si anak ini. Jika saja, perusahaan yang menerima anak ini menilai justru itu menunjukkan bahwa si anak ini punya keyakinan diri, bisa saja diterima. Tapi, kalau saja perusahaan yang menerima, justru menilai dirinya terlalu sombong, maka bisa saja ia ditolak. Hanya saja tatkala kamu tidak suka dengan gajinya, atau tidak merasa sreg saat melamar kerjaan, tidak perlu mengeluarkan kejengkelanmu secara kasar di sosial media. Makanya, untuk itulah seorang pelamar kerja juga harus cerdas emosinya.
Bagaimanakah menjadi pelamar kerja yang cerdas emosi?
Pertama-tama, ingatlah pelamar kerja adalah ibarat seorang penjual. Hanya saja, kali ini yang dijual adalah dirimu! Jadi pastikanlah bahwa mulai dari CV, kamu bisa menceritakan tentang keahlian serta manfaat yang orang akan dapatkan dengan menerimamu. Jangan melakukan hal yang aneh-aneh lantaran persepsimu. Misalkan saja, saya pernah mendapatkan foto pelamar seorang cewek dengan foto besar, dengan (maaf) belahan dadanya tampak. Apakah, dia pikir dengan foto seperti itu dirinya akan diterima? Mungkin saja, di industry tertentu, ada yang mau menerima. Tapi, sudah pasti, kalau ini bicara profesionalisme, dia akan ditolak!
Kedua, jangan apa-apa udah bicara soal gajimu di surat lamaran. Kecuali kalau memang diminta. Kenapa? Karna hingga sekarang ada banyak perusahaan yang masih berpikir, kalau belum apa-apa udah minta gaji, nanti kamu adalah orang yang hitung-hitungan dan hanya kerja kalau ada duit. Jadi, karaktermu diragukan sama mereka. Bener sih meskipun kamu ingin duit dalam bekerja, namun bicaranya bisa belakangan. Tapi jangan di awal-awal. Tenang aja, perusahaan yang profesional pasti akan bayar kamu secara pantas kok.
Ketiga, pada saat dipanggil interview. Datanglah tepat waktu. Hal itu berarti menghargai perusahaan yang menerima. Lalu, jangan meremehkan dan membanding-bandingkan perusahaan satu dengan yang lainnya, hanya gara-gara perusahaan itu perusahaan lokal atau kelihatan kurang bonafid. Kalau pun kamu tidak terlalu berminat, tolak dengan halus, tak perlu kasar.
Keempat, saat interview bersikap dan berpakaianlah professional. Ingat lho, sekalipun yang mewawancarai itu adalah temanmu, bersikaplah professional. Tetap sapa dengan sopan santun. Jangan berpakaian seenaknya juga. Ini juga menunjukkan penghargaanmu kepada yang mengundang.
Kelima, saat interview jangan sok kenal sok dekat lalu banyak dominasi ngomong. Biarkan pewawancara yang bertanya. Biarlah pewawancara yang mengontrol percakapan. Anda mendengar, tapi juga harus merespon. Jangan hanya jawab “iya” dan “tidak”. Berceritalah dengan rileks tapi tetap menunjukkan nilai jualmu. Dan setelah interview, jangan lupa mengucapkan terima kasih karena sudah mengundang. Dan oya, tanyakan kira-kira kapan akan dapat kabar tapi jangan mendesak kalau misalnya belum ada kabar sama sekali.
Juga, ketika kamu belum diterima di satu perusahaan, janganlah cepat menyerah. Kirim surat lamaran ke beberapa tempat. Kan sama saja dengan jualan di satu tempat yang belum tentu langsung jadi membeli dari kamu. Lamaran kerja pun begitu. Kadang, kamu ditolak di satu tempat, tapi akhirnya diterima di tempat lain. Kirimkanlah surat lamaran ke beberapa tempat. Kita tak pernah tahu mana perusahaan mana yang akhirnya merasa cocok dengan kualifikasimu.
Akhirnya, dari pengalaman saya melamar pekerjaan serta menjadi pewawancara mewakili perusahaan, percayalah, “Kadang Tuhan menutup satu pintu supaya kita bisa masuk ke pintu yang lainnya”. Kadang, ketika kamu tidak diterima di satu tempat, justru kamu diterima di tempat lain yang justru akan menentukan masa depanmu yang ternyata, jauh lebih baik. Tetaplah optimis.
So, intinya, jadilah pelamar kerja yang gigih, tahu berterima kasih, bersikap profesional dan selalu berpikir kontribusi sebelum mikirin gaji!
Anthony Dio Martin, “Best EQ trainer Indonesia”, WISE (writer, inspirator, speaker, entrepreneur), ahli psikologi, penulis buku-buku best seller, host program motivasional di radio nasional. Website: www.hrexcellency.com dan IG @anthonydiomartin; youtube channel: Anthony Dio Martin Official
Telp. | : | (021) 3518505 |
(021) 3862546 | ||
Fax. | : | (021) 3862546 |
: | info@hrexcellency.com | |
anthonydiomartin@hrexcellency.com | ||
Website | : | www.anthonydiomartin.com |