Stephen Covey mengatakan, “Selalu ada ujung lain dari sebuah tongkat yang akan ikut, saat sebuah ujung tongkat diangkat”. Artinya, setiap hal dan segala sesuatu, selalu akan ada konsekuensinya. Dan konsekuensi menjadi pemimpin, ya termasuk diantaranya harus mengambil keputusan dan memimpin timnya melewatu kesulitan itu. Itulah konsekuensi jadi pemimpin. Dan dengan mengacu pada kisah dan ilustrasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menjadi pemimpin di saat krisis, buuth 6D. Apakah itu?
Pertama-tama, ia harus bisa DECIDE. Yakni, membuat keputusan dengan cepat, soal apakan yang harus ia lakukan dalam situasi kritis! Keputusan ini tidak selalu akan benar, tapi jauh lebih besar risikonya daripada tidak membuat keputusan sama sekali.
Kedua, DIRECT. Disini, ia harus bisa mengarahkan timnya mengenai apa yang harus dilakukan dalam situasi sulit itu, serta apa peran yang harus mereka kerjakan, serta wujudkan. Kalau tidak, orang akan saling menunggu dan bertanya-tanya, soal apa yang harus mereka lakukan.
Ketiga, DEPENDABLE. Seorang pemimpin harus bisa diandalkan dan bisa dicari dan diminta nasihatnya dan masukan-masukannya, khususnya dalam situasi sulit ini. Jadi, ia nggak menghilang!
Keempat. DRIVEN. Ia tetaplah yang paling optimis dan tetap memberikan energinya sebagai orang yang barada paling depan. Mungkin ia sendiri juga ketar kerti dan bingung, tapi energinya yang positif dan semangat, tetap amat dibutuhkan.
Kelima, DUTIFUL. Sebagai, pemimpin ia menunjukkan bahwa dirinya terus berkarya dan melakukan sesuatu di tengah situasi yang krisis ini. Jadi, ia tidak memberikan contoh buruk dengan menjadi tidak aktif atau bersantai-santai, tinggal kasih perintah.
Keenam, DEVELOP. Dan yang terpenting adalah terhadap timnya sendiri, bagaimana ia menggunakan masa-masa ini justru memanfaatkan waktunya buat mengembangakan timnya, kemampuan dan potensi mereka. Tapi, tidak lupa, ia pun menggunakan waktu ini buat mengembangkan dirinya.
So, semoga dengan menerapkan 6 tips penting ini. Bukan dirinya sendiri yang bertumbuh di masa krisis ini, tapi timnya pun mengalami pencerahan, dan pengalaman krisis ini justru menjadi pengalaman yang mendewasakan. Karna mereka dipimpin seorang pemimpin yang dewasa dan matang!
Anthony Dio Martin. Writer, inspirator, speaker, entrepreneur (WISE). CEO Excellency dan penulis 18 buku best seller penerima MURI. Narasumber tetap acara “Smart Emotion” di radio smartfm. Executive coach, yang oleh media dijuluki “The Best EQ Trainer Indonesia”.
CONTACT US
Jika Anda mempunyai pertanyaan ataupun kebutuhan di seputar seminar & training, Anda dapat menghubungi Anthony Dio Martin melalui alamat :
Leave a Reply